The Ring Silver



                  Nama gue Fonda Dekania Naldo, gue anak XI, dan gue bersekolah di SMA PANCASILA. Malam itu di dalam kamar yang penuh dengan poster. Sheila On 7, gue meronta-ronta “Kenapa gue di ciptakan gak seperti orang lain? Gue gak punya tampang menarik, gak pinter, dan juga gue gak pandai bergaul”, ”Tuhan, kasih gue kelebihan yang orang lain gak punya”, ronta gue.
                 Malam berganti pagi, hari terus berlalu dari kejadian itu, malam itu gue bermimpi ayah dari temen gue Hellena Vetry Timorason, mengalami kecelakaan tragis. Pesawat yang di tumpanginya jatuh, dan semua punmpangnya tidak ada yang selamat.
               Esoknya gue ceritakan kepada Hellen tentang mimpi gue,”Len, gue mau ngomong sama elo”, ajak gue. “mau ngomong apaan sih?, kayanya penting banget”, jawabnya dan gue pun menceritakan tentang mimpi gue semalem dan Hellena puncuma bilang,”Ada-ada saja sih elo? Itu kan Cuma mimpi, Fon…!”, gue liat dari mukanya sepertinya ia ingin tertawa terbahak di depan muka gue,tapi sepertinya ia masih menghargai sahabatnya, Hellena pun pergi.
               Beberapa hari setelah cerita itu sampai di telinganya, sebuah berita buruk bahwa ayahnya mengalami kecelakaan, dan kejadiannya sama dengan apa yang pernah diceritakan oleh dia. Dan mulai kecelakaan sampai yang tidak ada yang selamat, semua sama persis dengan mimpi gue. Gue pun berniat untuk pergi ke rumah Hellen untuk menyampaikan duka cita. Sesampai di rumah Hellen dia langsung mendorong gue dan bilang.”Pergi elo dari rumah gue!, elo udah nyebabin bokap gue mati, elo penyebab semuanya, elo bukan sahabat gue lagi”, dia menangis sambil terisak-isak.”Len, apa salah gue? Gue gak tau apa-apa!”, jawab gue ,”Diam elo, pergi elo sekarang dari rumah gue”, bentaknya Hellen. Gue pun pergi.
               Keesokan harinya, Seantoro sekolah sudah mengetuhui apa yang terjadi dengan gue,. Temen-temen gue gak ada yang mau nemenin gue, jangankan untuk berteman, sepertinya untuk dekat saja takut.
               Hari demi hari gue pun serasa semakin tertekan dewngan keadaan ini. Akhirnya gue memutuskan untuk pindah sekolah. Meskipun sekolah gue gak sebagus sekolah gue yang dulu, tapi gue lebih merasa nyaman di sekolah baru gue. Gue jadi punya banyak temen, mungkin mereka belum tau tentangkelebihan gue ini.
             Di sekolah yang baru, gue punya satu Best Friend namanya Sanza Akdiyat Duta Mojo, dia sangat care sama gue, dan dia selalu ada buat gue.
            Waktu berlalu, akhirnya semua di sekolah baru gue sudah mengetahui tentang kelebihan gue dan merekapun menjauhi gue, gue di kucilkan dari sekolah baru gue. Tapi ada seorang cowok yang masih setia nemenin gue, yaitu Sanza, dia selalu ngasih gue suport agar gue gak down.
             Suatu malam mimpi itu dating lagi, aku harap yang ada dalam mimpiku bukan orang yang aku sayang.  Tapi ! OH TUHAN,,,, Sanza yang ada dalam mimpiku. Dalam mimpi itu dia mengalami pertengkaran dengan seseorang, entah siapa karena wajahnya terhalang oleh gelap, dan seseorang itu melukai tangan Sanza dengan pisau. Sanza mengeluarkan banyak darah, tapi gue liat ada suatu peganjilan dari mimpi itu, seseorang itu memakai sesuatu yang menurut gue gak asing lagi. Gue terbangun oleh ketukan pimtu yang sangat keras.
         Ketika gue mengambil seragam gue, dan gue merogoh saku baju gue. Gue menemukan cincin silver yang dipakai orang yang sudah melukai tangan Sanza. Ternyata itu cincin pemberian Sanza untuk gue kemarin.
         Hari demi hari pun telah gue lewati di sekolah baru gue, gue selalu di kucilkan, tapi Alhamdulillah akhirnya mereka pun merasa iba kepada gue yang memang kelebihan gue itu bukan salah gue.dan akhirnya mereka pun mau berteman lagi sama gue.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad