Tik-tik
Titik hujan menerpa kepala, sambil menutup kepalanya dengan tangan.
Talita berlari ke mobil dengan sigap, Pak Atmo membuka pintu. Lalu, dari dalam
mobil, talita memberi isyarat tumpangan kepada pada ketiga teman sekolahnya.
Donny langsung lari, duduk di
samping Pak Atmo. Dama lari juga, duduk di sisi Talita masih ada tempat. Namun,
Miranti tetap berdiri sambil menggelengkan kepala,”Biarkan saja!”, sergah
Donny. “Seperti tak tau dia saja!”. Ya, siapa yang tak kenal Miranti, anak yang
berbaju lusuh dan dengan sepatu berlubang. “Dia takut mengotori mobilmu!”, Dama
bersuara.”Dama benar”, dukung Donny.
Langit gelap sepertinya hujan akan lama. Tanpa bicara, Talita mengambil
payung, lantas menerobos hujan.”Ayo”,
tangan Talita membimbing Miranti. Miranti pun masuk Doni dan Dama diam, temp[at
tak senang.”Aku turun di tepi jalan saja”, kata Miranti.”Ku antar sampai
rumah”kata talita.
Lima menit di jalan, mereka
sampai di rumah Damma dan Donny, mereka bertetangga. mama Donny keluar “main
dulu Talita”, sapa mama donny. “terima kasih tante”, lain kali saja”.sahut
Talita.
Dua puluh menit di jalan, mereka sampai di depan sebuah gang sempit.
Mobil tak bisa masuk. Syukurlah, hujan berhenti. “aku turun disini”kata
Miranti.”terima kasih yaa”.”sama-sama,”Talita tersenyum lebar “kamu baik sekali
Talita,”suara Miranti tiba-tiba tercekat.
Ah, Talita merasa hangat !
senangnya, membua teman merasa berharga. Talita akan senantiasa ingat yang
terjadi siang ini, ia juga akan selalu ingat untuk berbuat baik kepada siapa
saja !