Saat turun
dari mobil besama papahnya, Zahra langsung membuka pintu rumah yanpa permisi,
kemudian ia berlari-lari menuju kamarnya. Mamah yang saat itu melihat tingkah
anak kesayangannya merasa heran dan langsung mengejarnya, mengikuti kemana
anaknya berlari.
Zahra
yang saat itu menangis haru di tempat tidurnya, menyadari kehadiran mamh yang
mencoba mendekatinya dan kemudian mamah pun duduk di sampingnya, Zahra pun pada
saat itu langsung terdiam menyeka air matanya menatap mamahnya dekat.
“Apa
yang terjadi nak, katakan pada mamah apa yang membuatmu menangis seperti ini?”
Tanya mamah ingin tahu.
Zahra yang saat ini sedang kalut, langsung
memeluk mamahnya dan berkata ”perpisahan itu sangat menyakitkan mah …“ ucap
Zahra sambil menangis, mamah menghela nafas panjang mendengar ucapan anak
kesayangannya itu.
“sudahlah sayang, jangan berkata seperti itu,
semua akan tetap baik-baik saja” jawab mamah sambil mengelus-ngelus kepala
Zahra.”tapi mah Zahra gak mau berpisah dengan teman-teman Zahra, Zahra
terlanjur sayang sama mereka, mereka seperti saudara Zahra sendiri” tutur
Zahra.”mamah mengerti sayang, tapi kamu harus menuruti keinginan papahmu untuk
melanjutkan pesantren ke jawa timur sana”.Zahra terdiam, tangisnya makin
tersedu-sedu, ia sangat bersedih … mamah yang saat itu melihat tingkahnya,
merasa tidak tega melihat anaknya menangis seperti itu, tapi mamah mencoba
untuk menasehatinya.
“papahmu hanya ingin yang terbaik untuk masa
depanmu nak, disana kamu juga pasti bisa mendapatkan teman-teman baru yang
tidak kalah baiknya dengan temam-temanmu dicipulus, mamah yakin kamu pasti
betah disana. Papahmu lebih berhak dalam menentukan masa depanmu, percayalah
papah seperti itu karena menyayangimu, papah ingin kamu menjadi orang yang
sukses …”
“Ia mah … Zahra mengerti, tapi Zahra tidak
tega meninggalkan teman-teman Zahra, karena hanya Zahra yang tidak melanjutkan
pesantren disana lagi.” Tutur Zahra sedih.
“tapi kan sayang … nanti juga kamu bisa
bersilturahmi kesana, bertemu dengan teman-temanmu, kamu juga bisa sekali-kali
menelepon teman-temanmu jika kamu merindukan mereka. Kamu harus percaya semua
akan baik-baik saja jika kamu ikhlas menjalani semua ini. Ingat sayang perpisahan
itu bukan berarti berpisah, tapi perpisahan itu untuk menambah kerinduan dan
mamah mohon ikhlaskanlah kepergianmu untuk mencari ilmu di jaw asana, dan
turutilah keinginan papahmu karena papah adalah imam di keluarga ini, insya
allah berkah dari keikhlasandan baktimu kepada papah allah memberi kemudahan
bagimu”.Zahra terdiam, mendengar nasehat mamahnya, ia mulai berfikir jernih,
dan mamah yang saat itu melihat Zahra sudah milau tenang, mamah beranjak dari
tempat duduknya.
“ya sudah mamah kebelakang dulu, mau
menyiapkan makan malam.kamu mandi yaaa, terus sholat.”ucap mamah lembut.
Zahra hanya mengangguk-anggukan kepala
saja, tanda ia mengerti. Mamahpun pergi, dan saat diambang pintu mamah menoleh
ke arah Zahra dan berkata”jangan
menangis lagi yaaa sayang, lakukan semuanya demi papah, mamah, dan masa
depanmu”.”ia mah …”jawah Zahra lesu.
Dan setelah mamahnya keluar dari
kamarnya, Zahra langsung merebahkan tubuhnya ke kasur dan ia menangis sambil
memukul-mukul bantal kesayangannya.”Aku benci papah … Aku cinta pesantrenku
cipulus, aku tak ingin meninggalkan semuanya”, sesal Zahra dalam hatinya.
Ia menangis tersedu-sedu, hatinya sangat tersiksa saat itu, tapi ia
mencoba untuk kuat dan sabar, lalu ia pun beranjak dari tempat tidurnya, dan ia
menghapus air mata yang jatuh dipipinya, dalam hati ia berkata” mungkin apa
yang dikatakan mamah benar, akuy harus kuat , aku harus sabar, aku harus
menjadi yang terbaik untuk mamah dan papah, dan aku tahu papah lakukan itu
karena menyayangiku, papah ingin yang terbaik untuk masa depanku, dan aku pun
akan lakukan semua itu demi papah … ya … demi papah …”.