Al-Hamdulillah, segala puji bagi
Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasul yang
diutus sebagai rahmat bagi semesta alam, Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi
Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Syi'ah termasuk sekte Islam yang
sudah berusia ratusan tahun. Sejak abad-abad awal Islam sudah menunjukkan jati
dirinya. Namun dalam kurun waktu yang lama tersebut, kebencian mereka kepada
pihak-pihak lain tetap eksis. Mereka mencela, mencaci, menfasikkan, dan
mengafirkan Abu Bakar, Umar, dan Utsman, dan 'Aisyah. Bahkan mereka menyatakan
kekafiran mayoritas sahabat. Selanjutnya mereka mengafirkan dan memusuhi setiap
orang yang memuliakan para sahabat di atas. Sehingga dari sini, para ulama
Islam menghukumi mereka sudah keluar dari Islam berdasarkan keterangan yang
jelas dari Al-Qur'an dan Sunnah tentang keutamaan para sahabat Nabi Shallallahu
'Alaihi Wasallam.
Pendapat Tentang Kafirnya Sekte
Syiah
Kami tidak menghakimi. Tugas kami
hanya menyampaikan keterangan dan menunjukkan bukti. Dan ternyata didapati,
yang berpendapat bahwa Syi'ah itu kafir adalah para Imam-Imam Besar Islam,
seperti: Imam Malik, Imam Ahmad, Imam Bukhari dan lain-lain. Berikut ini
beberapa pendapat dan fatwa para ulama Islam mengenai golongan Syi'ah Rafidhah
yang disebut dengan Itsna Asy'ariyah dan Ja'fariyah.
Pertama: Imam Malik
Al-Khalal meriwayatkan dari Abu
Bakar al Marwadzi, ia berkata: "Saya mendengar Abu Abdullah berkata, bahwa
Imam Malik berkata:
الذي
يشتم أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم ليس لهم اسم أو قال : نصيب في الإسلام
"Orang yang mencela
shahabat-shahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, maka ia tidak termasuk
dalam golongan Islam." (As Sunnah, milik al-Khalal: 2/557)
Ibnu katsir berkata saat menafsirkan
firman Allah Ta'ala:
مُحَمَّدٌ
رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ
بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلا مِنَ اللَّهِ
وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ
مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الإنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ
شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ
لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
" Muhammad itu adalah utusan
Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang
kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku' dan sujud
mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka
mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan
sifat-sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan
tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia
dan tegak Lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir
(dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala
yang besar."
Beliau berkata: "Dari ayat ini,
dalam satu riwayat dari Imam Malik –rahmat Allah terlimpah kepadanya-,
beliau mengambil kesimpulan tentang kekafiran Rafidhah yang membenci para
shahabat Radhiyallahu 'Anhum. Beliau berkata: "Karena mereka ini
membenci para shahabat, dan barangsiapa membenci para shahabat, maka ia telah
kafir berdasarkan ayat ini." Pendapat ini disepakati oleh segolongan ulama
radhiyallahu 'anhum." (Tafsir Ibnu Katsir: 4/219)
Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata:
لقد
أحسن مالك في مقالته وأصاب في تأويله فمن نقص واحداً منهم أو طعن عليه في روايته
فقد رد على الله رب العالمين وأبطل شرائع المسلمين
"Sungguh sangat bagus ucapan
Imam Malik itu dan benar penafsirannya. Siapa pun yang menghina seorang dari
mereka (sahabat Nabi) atau mencela periwayatannya, maka ia telah menentang
Allah, Tuhan alam semesta dan membatalkan syari'at kaum Muslimin." (Tafsir
al-Qurthubi: 16/297)
Kedua: Imam Ahmad
Banyak riwayat telah datang darinya
dalam mengafirkan golongan Syi'ah Rafidhah. Di antaranya: Al-Khalal
meriwayatkan dari Abu Bakar al Marwadzi, ia berkata: "Aku bertanya kepada
Abu Abdillah tentang orang yang mencela Abu Bakar, Umar, dan 'Aisyah?"
Beliau menjawab,
ما
أراه على الإسلام
"Aku tidak melihatnya di atas
Islam."
Al-Khalal berkata lagi: Abdul Malik
bin Abdul Hamid memberitakan kepadaku, ia berkata: Aku mendengar Abu Abdillah
berkata:
من
شتم أخاف عليه الكفر مثل الروافض
"Barang siapa mencela
(sahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam) maka aku khawatir ia menjadi kafir
seperti halnya orang-orang Rafidhah." Kemudian beliau berkata:
من
شتم أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم لا نأمن أن يكون قد مرق عن الدين
"Barangsiapa mencela
Shahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam maka kami khawatir ia telah keluar
dari Islam (tanpa disadari)." (Al-Sunnah, Al-Khalal: 2/557-558)
Al-Khalal berkata: Abdullah bin
Ahmad bin Hambal menyampaikan kepadaku, katanya: "Saya bertanya kepada
ayahku perihal seseorang yang mencela salah seorang dari Shahabat Nabi Shallallahu
'Alaihi Wasallam. Maka beliau menjawab:
ما
أراه على الإسلام
"Aku tidak melihatnya di
atas Islam"." (Al-Sunnah, Al-Khalal: 2/558. Bacalah: Manaakib al
Imam Ahmad, oleh Ibnu Al-Jauzi, hal. 214)
Tersebut dalam kitab As Sunnah karya
Imam Ahmad, mengenai pendapat beliau tentang golongan Rafidhah:
هم
الذين يتبرأون من أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم ويسبونهم وينتقصونهم ويكفرون
الأئمة إلا أربعة : علي وعمار والمقداد وسلمان وليست الرافضة من الإسلام في شيء
"Mereka itu adalah golongan
yang menjauhkan diri dari shahabat Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan
mencelanya, menghinanya serta mengkafirkannya kecuali hanya empat orang saja
yang tiada mereka kafirkan, yaitu: Ali, Ammar, Miqdad dan Salman. Golongan
Rafidhah ini sama sekali bukan Islam." (Al-Sunnah, milik Imam Ahmad:
82)
Ibnu Abdil Qawiy berkata:
"Adalah imam Ahmad mengafirkan orang yang berlepas diri dari mereka (yakni
para sahabat) dan orang yang mencela 'Aisyah Ummul Mukminin serta
menuduhnya dengan sesuatu yang Allah telah membebaskan darinya, seraya beliau membaca:
يَعِظُكُمَ
اللَّهُ أَنْ تَعُودُوا لِمِثْلِهِ أَبَدًا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
"Allah menasehati kamu, agar
kamu jangan mengulang hal seperti itu untuk selama-lamanya, jika kamu
benar-benar beriman." (QS. Al-Nuur: 17. Dinukil dari Kitab Maa
Dhahaba Ilaihi al-Imam Ahmad: 21)
Ketiga: Imam Al Bukhari (wafat tahun
256 H)
Beliau berkata:
ما
أبالي صليت خلف الجهمي والرافضي ، أم صليت خلف اليهود والنصارى ولا يسلم عليهم ولا
يعادون ولا يناكحون ولا يشهدون ولا تؤكل ذبائحهم
"Bagi saya sama saja, apakah
aku shalat di belakang seorang Jahmi (beraliran Jahmiyah) atau seorang Rafidzi
(b eraliran Syi'ah Rafidhah), atau aku shalat dibelakang Imam Yahudi atau
Nashrani. Dan (seorang muslim) tidak boleh memberi salam kepada mereka,
mengunjungi mereka ketika sakit, kawin dengan mereka, menjadikan mereka sebagai
saksi dan memakan sembelihan mereka." (Khalqu Af'al al-Ibad: 125)
Keempat: Abdurrahman bin Mahdi
Imam al-Bukhari berkata: Abdurrahman
bin Mahdi berkata: "Keduanya adalah agama tersendiri, yakni Jahmiyah dan
Rafidhah (Syi'ah)." (Khalqu Af'al al-Ibad: 125)
Kelima: Al-Faryabi
Al-Khalal meriwayatkan, ia berkata:
"Telah menceritakan kepadaku Harb bin Ismail al- Kirmani, ia berkata:
"Musa bin Harun bin Zayyad menceritakan kepada kami, ia berkata:
"Saya mendengar al-Faryabi dan seseorang yang bertanya kepadanya tentang
orang yang mencela Abu Bakar. Jawabnya: "Dia Kafir." Lalu ia berkata:
"Apakah orang semacam itu boleh dishalatkan jenazahnya?" Jawabnya:
"Tidak." Dan aku bertanya pula kepadanya: "Apa yang dilakukan
terhadapnya, padahal orang itu juga telah mengucapkan Laa Ilaaha Illallah?"
Jawabnya: "Jangan kamu sentuh (Jenazahnya) dengan tangan kamu, tetapi kamu
angkat dengan kayu sampai kamu menurunkan ke liang lahatnya." (al-Sunnah,
milik al-Khalal: 2/566)
Keenam: Ahmad bin Yunus
Kunyahnya adalah Ibnu Abdillah. Ia
dinisbatan kepada datuknya, yaitu salah seorang Imam (tokoh) As-Sunnah. Beliau
termasuk penduduk Kufah, tempat tumbuhnya golongan Rafidhah. Beliau
menceritakan perihal Rafidhah dengan berbagai macam alirannya. Ahmad bin Hambal
telah berkata kepada seseorang: "Pergilah anda kepada Ahmad bin Yunus,
karena dialah seorang Syeikhul Islam." Para ahli Kutubus Sittah telah
meriwayatkan Hadits dari beliau. Abu Hatim berkata: "Beliau adalah orang
kepercayaan lagi kuat hafalannya". Al-Nasaai berkata: "Dia adalah
orang kepercayaan." Ibnu Sa'ad berkata: "Dia adalah seorang
kepercayaan lagi jujur, seorang Ahli Sunnah wal Jama'ah." Ibnu Hajar
menjelaskan, bahwa Ibnu Yunus telah berkata: "Saya pernah datang kepada
Hammad bin Zaid, saya minta kepada beliau supaya mendiktekan kepadaku sesuatu
hal tentang kelebihan Utsman. Jawabnya: "Anda ini siapa?" Saya jawab:
"Seseorang dari negeri Kufah." Lalu ia berkata: "Seorang Kufah
menanyakan tentang kelebihan-kelebihan Utsman. Demi Allah, aku tidak akan
menyampaikannya kepada Anda, kalau Anda tidak mau duduk sedangkan aku tetap
berdiri!" Beliau wafat tahun 227 H. (Tahdzibut Tahdzib, 1:50, Taqribut
Tahdzib, 1:29).
Beliau (Ahmad bin Yunus) rahimahullah
berkata,
لو
أن يهودياً ذبح شاة ، وذبح رافضي لأكلت ذبيحة اليهودي ، ولم آكل ذبيحة الرافضي
لأنه مرتد عن الإسلام
"Seandainya saja seorang
Yahudi menyembelih seekor kambing dan seorang Rafidhi (Syi'i) juga menyembelih
seekor kambing, niscaya saya hanya memakan sembelihan si Yahudi, dan aku tidak
mau makan sembelihan si Rafidhi. Karena dia telah murtad dari Islam."
(Al-Sharim al-Maslul, Ibnu Taimiyah: 57)
Ketujuh: Al-Qadhi Abu Ya'la
Beliau berkata, "Adapun
Rafidhah, maka hukum terhadap mereka . . . sesungguhnya mengafirkan para
sahabat atau menganggapnya fasik, yang berarti mesti masuk neraka, maka orang
semacam ini adalah kafir." (Al Mu'tamad, hal. 267)
. . sesungguhnya
mengafirkan para sahabat atau menganggapnya fasik, yang berarti mesti masuk
neraka, maka orang semacam ini adalah kafir. . .
Sementara Rafidhah (Syi'ah)
sebagaimana terbukti di dalam pokok-pokok ajaran mereka adalah orang-orang yang
mengkafirkan sebagian besar Shahabat Nabi. Silahkan baca kembali tulisan yang
telah kami posthing:
Kitab Syi'ah Melaknat dan Mengafirkan Abu Bakar, Umar dan 'Aisyah
Kitab Syi'ah Melaknat dan Mengafirkan Abu Bakar, Umar dan 'Aisyah
Kedelapan: Ibnu Hazam al-Zahiri
Beliau berkata: "Pendapat
mereka (Yakni Nashrani) yang menuduh bahwa golongan Rafidhah (Syi'ah) merubah
Al-Qur'an, maka sesungguhnya golongan Syi'ah Rafidhah bukan termasuk bagian
kaum muslimin. Karena golongan ini muncul pertama kalinya setelah dua puluh
lima tahun dari wafatnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Syi'ah
Rafidhah adalah golongan yang mengikuti langkah-langkah Yahudi dan Nashrani
dalam melakukan kebohongan dan kekafiran." (Al-fahl fi al-Milal wa
al-Nihal: 2/213)
Beliau berkata: "Salah satu
pendapat golongan Syi'ah Imamiyah, baik yang dahulu maupun sekarang ialah
Al-Qur'an itu sesungguhnya telah diubah."
Kemudian beliau berkata: "Orang
yang berpendapat, bahwa Al Qur'an ini telah diubah adalah benar-benar kafir dan
men-dustakan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.(Al Fashl: 5/40)
Beliau berkata: "Tidak ada
perbedaan pendapat di kalangan semua kelompok umat Islam Ahlus Sunnah,
Mu'tazilah, Murji'ah, Zaidiyah, bahwa adalah wajib berpegang kepada Al Qur'an
yang biasa kita baca ini " Dan hanya golongan Syi'ah ekstrim sajalah yang
menyalahi sikap ini. Dengan sikapnya itu mereka menjadi kafir lagi musyrik,
menurut pendapat semua penganut Islam. Dan pendapat kita sama sekali tidak sama
dengan mereka (Syi'ah). Pendapat kita hanyalah sejalan dengan sesama pemeluk
agama kita." (Al Ihkam Fii Ushuuli Ahkaam: 1/96)
Beliau berkata pula:
"Ketahuilah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak
pernah menyembunyikan satu kata pun atau satu huruf pun dari syariat Ilahi.
Saya tidak melihat adanya keistimewaan pada manusia tertentu, baik anak
perempuannya atau keponakan laki-lakinya atau istrinya atau shahabatnya, untuk
mengetahui sesuatu syariat yang disembunyikan oleh Nabi terhadap bangsa kulit
putih, atau bangsa kulit hitam atau penggembala kambing. Tidak ada sesuatu pun
rahasia, perlambang ataupun kata sandi di luar apa yang telah disampaikan oleh
Rasulullah kepada umat manusia. Sekiranya Nabi menyembunyikan sesuatu yang
harus disampaikan kepada manusia, berarti beliau tidak menjalankan tugasnya.
Barang siapa beranggapan semacam ini, berarti ia kafir. (Al Fashl, 2:274-275)
Orang yang berkeyakinan semacam ini
dikafirkan oleh Ibnu Hazm. Dan keyakinan semacam ini dipegang oleh Syi'ah Itsna
Asy'ariyah. Pendapat ini dikuatkan oleh guru-guru beliau pada masanya dan para
ulama sebelumnya.
Penutup
Dan Masih banyak lagi perkataan-perkataan para ulama
yang sangat tegas terhadap Syi'ah Rafidhah yang memiliki keyakinan berbeda dari
aqidah kaum muslimin dan menyimpang dari ketentuan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Shallallahu
'Alaihi Wasallam. Rasanya tidak ada habisnya menjelaskan keyakinan batil
golongan syi'ah, baik dari ulama terdahulu maupun belakangan. Namun sayang
kenapa banyak manusia bisa disesatkan dan tertarik kepada ajaran yang sangat
jelas kebatilannya. Semoga Allah melindungi kita dan kaum mukminin secara
keseluruhan dari jerat dan tipu daya golongan Syi'ah Rafidhah.