Setiap wanita mendambakan surga sebagai pelabuhan terakhir di akhirat kelak. Mereka pun berlomba-lomba meraih ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala agar kelak menempati surga terindah.
Namun tahukah Anda, siapa wanita pertama yang akan masuk surga? Bahkan terdapat beberapa riwayat yang menjelaskan hal tersebut. Ia adalah Ummu Mutiah.
Salah satu riwayat hadits menjelaskan, dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
سَيِّدَاتُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَرْبَعٌ: مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ، وَفَاطِمَةُ بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَخَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ، وَآسِيَةُ
Artinya: "Pemuka wanita ahli surga ada empat: Maryam bintu Imran, Fatimah binti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Khadijah binti Khuwailid, dan Asiyah." (HR Hakim nomor 4853 dan dinilai Ad-Dzahabi shahih sesuai syarat Muslim)
Dikisahkan, putri Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam yakni Fatimah Az-Zahra radhiyallahu anha bertanya kepada Rasulullah, "Siapakah wanita pertama yang masuk surga setelah Ummul Mukminin?"
"Dia adalah Mutiah," jawab Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam.
Kemudian Fatimah penasaran setelah mendengar jawaban Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam tersebut. Lalu ia berkeliling Kota Madinah untuk mencari tahu, siapa sebenarnya Ummu Mutiah itu? Di mana tempat tinggalnya?
Setelah dicari, akhirnya Fatimah menemukan tempat tinggal Ummu Mutiah. Diketahui wanita yang telah dijamin masuk surga itu tinggal di pinggiran Kota Madinah.
Fatimah kemudian meminta izin kepada suaminya yakni Ali bin Abi Thalib agar mengizinkannya bersilaturahmi ke rumah Ummu Mutiah.
Kemudian keesokan harinya Fatimah dengan membawa Hasan putranya yang masih kecil bergegas menuju rumah Ummu Mutiah. Setibanya di sana, Fatimah segera mengetuk pintu rumahnya dan mengucap salam.
"Assalaamualaikum, ya ahlil bait," kata Fatimah mengucapkan salam.
Setelah itu terdengar suara seorang wanita dari dalam rumah, "Waalaikassalam. Siapakah di luar?" jawabnya dilanjutkan bertanya.
"Saya Fatimah putri Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam," kata Fatimah.
"Alhamdulillah, hari ini rumahku dikunjungi putri junjungan dari alam semesta," kata Ummu Mutiah dengan perasaan gembira.
Lantas Ummu Mutiah segera membuka sedikit pintu rumahnya dan melihat Fatimah membawa putra laki-lakinya yang masih kecil itu. Disebutkan dalam beberapa riwayat, saat itu Hasan masih berumur 5 tahun.
Namun ternyata, karena melihat Fatimah membawa putranya itu, Ummu Mutiah kembali menutup pintu rumahnya. Kejadian tersebut tentunya membuat Fatimah terkejut. Ia kemudian bertanya lagi.
"Wahai, Ummu Mutiah, ada apa gerangan? Kenapa engkau kembali menutup pintu rumahmu? Apakah engkau tidak mengizinkan aku bersilaturahmi dengan dirimu?"
"Wahai, Fatimah putri Rasulullah, bukannya aku tak mau menerimamu di rumahku. Namun kedatanganmu itu bersama dengan anak lelakimu, menurut ajaran Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam tidak membolehkan seorang istri untuk menemui laki-laki ke rumahnya ketika suaminya tidak ada di rumah dan tanpa izin suaminya."
"Meskipun Hasan masih kecil, akan tetapi sebelumnya aku belum meminta izin kepada suamiku dan suamiku saat ini tidak berada di rumah. Lebih baik engkau kembali lagi esok hari agar aku bisa meminta izin lebih dulu kepada suamiku," ujar Ummu Mutiah.
Di dalam hati Fatimah mengatakan bahwa Ummu Mutiah adalah wanita yang sangat mulia. Apa yang dikatakannya adalah benar, seperti diajarkan Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. Setelah berpamitan, Fatimah kemudian pulang dengan hatinya yang ingin berniat akan kembali lagi ke sana.
Kemudian keesokan harinya saat Fatimah akan berangkat menuju rumah Ummu Mutiah, Husein yang merupakan adik Hasan ternyata sedang menangis. Ia tidak mau ditinggal oleh ibunya, dan merengek ingin ikut pergi.
Tidak tega melihat anaknya terus saja menangis, lalu Fatimah berangkat dengan membawa kedua putranya Hasan dan Husein.
Saat itu juga Fatimah menganggap bahwa Mutiah pasti sudah meminta izin kepada suaminya atas keberadaannya dengan membawa Hasan. Dengan kata lain, ketika dia membawa Husein pun, maka hal itu sudah termasuk izin yang diberikan kepada Hasan, sebab Husein berusia lebih kecil dan adik dari Hasan.
Akan tetapi sesuatu di luar prediksi terjadi. Saat mereka sudah tiba di depan rumah Ummu Mutiah, kejadian yang sama sebelumnya terulang lagi. Ummu Mutiah berkata bahwa izin yang diberikan oleh suaminya hanyalah untuk menemui Hasan seorang, tidak untuk Husein. Ummu Mutiah belum meminta izin suaminya untuk menemui Husein.
Melihat sikap Ummu Mutiah yang sangat mulia karena tidak berani menerima tamu laki-laki tanpa seizin suaminya, meskipun hanya seorang bayi, Fatimah sangat kagum. Di dalam hatinya berkata, pantas saja Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam mengatakan bahwa ia adalah wanita pertama setelah Ummul Mukminin yang akan masuk surga.
Wallahu a'lam bisshawab.