Pagi sekali,ku berangkat
sekolah hari ini,aku gak mau terlambat masuk kelas, karena hari ini ada ulangan
bahasa Indonesia pada jam pertama, sesampainya di kelas, ku duduk sejenak
sambil ku buka-buka kembali buku bahasa indonesiaku untuk ku baca.
Tak lama kemudian
guru bahasa Indonesia, Bu Tika datang. “bagaimana hari ini sudah siap ulangan?”
… hatiku resah dan gelisah mendengar ibu mengatakan ulangan.” Tapi ….. sebelum
ulangan, kalian harus mengumpulkan buku catatan, kalau tidak berarti bisa
mengikuti ulangan hari ini”. Kemudian ibu Tika mulai mengabsen siswanya untuk
mengumpulkan buku catatan. “Andi … Bella … Citra …” satu persatu nama siswa
telah di absen dan di panggil ke depan. Kini giliranku, lantas tak buang waktu
ku langsung ku depan tuk menberikan buku catatanku. Tapi ketika ibu mengabsen
Diana, temanku Diana terdiam,entah apa yang telah terjadi padanya. “Diana, mana
buku catatanmu?”Tanya ibu.”itu bu … buku
catatan saya hilang”. Jawab Diana. “hilang?” gak tahu bu, saya lupa”. Ibu marah
besar pada Diana, karena alasan yang dikatakan tidak jelas dan kelihatan
seperti berbohong. Kun lihat wajah Diana memerah bak kepiting rebus yang masak,
matanya yang sayu dibanjiri air mata yang berlinang, aku tak tega melihatnya.
Kemudian aku meminta izin kepada ibu untuk membatu Diana mencari bukunya. Dan
untungnya ibu mengizinkanku. “Dimana kita harus cari buku itu?”. “lebih baik
kita cari kerumah kamu saja”.”baiklah”. tanpa buang waktu aku dan Diana
bergegas kerumah Diana dan sesampainya disana kami mencari disemua ruangan
rumah. Tapi tetap saja tak ditemukan. Tapi aku terfokus pada satu tempat yang
ada di kamar Diana. Di kolong kasur Diana, yang ku temukan sebuah bukun yang
penuh debu dan kotor, ku beritahu Diana dan ia baru ingat bahwa bukunya jatuh
dari seminggu yang lalu, tapi ia tak sempat mengambilnya, karena ibunya
memanggil untuk meminta bantuan hangga akhirnya ia lupa tak mengambilnya.
Dengan kejadian itu aku dan Diana jadi gagal
ulangan hari itu,tapi esoknya aku dan Diana mengikuti ulangan susulan.